Jaringan lokal nirkabel
atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal nirkabel
yang menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya. Link terakhir yang digunakan adalah nirkabel, untuk memberi
sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar.(3)
Gambar 2.1 Gambar Salah satu contoh topologi jaringan WLAN
2.2 Media Access
Wireless
LAN menggunakan algoritma CSMA (Cariier Sense Multiple Access) dengan mekanisme CA (Collision Avoidance), sebelum sebuah unit memulai transmisi. Jika media kosong
dalam beberapa milidetik maka unit dapat melakukan transmisi untuk waktu yang
terbatas. Jika media sibuk atau padat, unit akan menunggu dengan random time sebelum mencoba lagi. Keuntungan dari CSMA adalah
kesederhanaan. Hardware dan Software yang di implementasikan lebih sederhana, cepat dan tidak
mahal dari pada hardware dan software yang diimplementasikan yang lebih kompleks.(2)
2.3
Sejarah WLAN
Pada
akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN
dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP)
menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN
yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commission (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850
MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial
memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan
produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS)
pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.
Pasar
yang menjadi targetnya adalah pabrik, kantor-kantor yang mengalami kesulitan
dalam pengkabelan (seperti kantor dengan interior marmer dll), laboraturium,
tempat-tempat yang bersifat sementara (seperti ruang kuliah, rapat, konfrensi
dll) dan kampus. Perkiraan sementara yang dihasilkan menunjukkan bahwa
kira-kira 5-15 % pasar LAN akan dikuasi oleh WLAN.(1)
Gambar 2.2 Gambar
Aplikasi WLAN dalam kantor
2.4 Standar WLAN
2.4.1 Lapisan Fisik dan Topologi
WLAN
menggunakan standar protokol Open System Interconnection (OSI). OSI memiliki tujuh
lapisan
di mana lapisan pertama adalah lapisan fisik. Lapisan pertama ini mengatur
segala hal yang berhubungan dengan media transmisi termasuk di dalamnya
spesifikasi besarnya frekuensi, redaman, besarnya tegangan dan daya, interface, media penghubung antar-terminal dll. Media transmisi data
yang digunakan oleh WLAN adalah IR atau RF.
2.4.1.1 Infrared (IR)
Infrared
banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat, contoh paling umum pemakaian IR
adalah remote
control (untuk televisi). Gelombang IR
mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat directional,
tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki fluktuasi daya tinggi
dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari. Pengirim dan penerima IR
menggunakan Light
Emitting Diode (LED) dan Photo Sensitive Diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi karena IR
dapat menawarkan data
rate tinggi (100-an Mbps), konsumsi
dayanya kecil dan harganya murah. WLAN dengan IR memiliki tiga macam teknik,
yaitu Directed
Beam IR (DBIR), Diffused IR (DFIR) dan Quasi Diffused IR
(QDIR).
a. DFIR
Teknik
ini memanfaatkan komunikasi melalui pantulan. Keunggulannya adalah tidak
memerlukan Line
Of Sight (LOS) antara pengirim dan penerima
dan menciptakan portabelitas terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan daya
yang tinggi, data
rate dibatasi oleh multipath, berbahaya untuk mata telanjang dan resiko interferensi
pada keadaan simultan adalah tinggi.
Gambar 2.3 Gambar Diffused IR (DFIR)
b. DBIR
Teknik
ini menggunakan prinsip LOS, sehingga arah radiasinya harus diatur.
Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi
dan tidak ada multipath. Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus LOS.
Gambar 2.4 Gambar Directed Beam IR (DBIR)
c. QDIR
Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul,
sehingga pola radiasi harus terarah. QDIR terletak antara DFIR dan DBIR
(konsumsi daya lebih kecil dari DFIR dan jangkaunnya lebih jauh dari DBIR).
Gambar
2.5 Gambar Quasi Diffused IR
(QDIR)
2.4.1.2 Radio Frequency (RF).
Penggunaan
RF tidak asing lagi bagi kita, contoh penggunaannya adalah pada stasiun radio,
stasiun TV, telepon cordless
dll. RF selalu dihadapi oleh masalah
spektrum yang terbatas, sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan
spektrum secara efisien. WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena
jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung teknik handoff, mendukung mobilitas yang tinggi, meng-cover daerah jauh lebih baik dari IR dan dapat digunakan di luar
ruangan. WLAN, di sini, menggunakan pita ISM dan memanfaatkan teknik spread spectrum (DS atau FH)
- DS adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi secara langsung dengan kode-kode tertentu (deretan kode Pseudo noise/PN dengan satuan chip).
- FH adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi dengan frekuensi yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode tertentu (PN).
Tabel 2.1 Pita
ISM
WLAN
dengan RF memiki beberapa topologi sebagai berikut :
a. Tersentralisasi
Nama
lainnya adalah star
network atau hub based. Topologi ini terdiri dari server (c) dan beberapa terminal pengguna, di mana komunikasi
antara terminal harus melalui server terlebih
dahulu. Keunggulannya adalah daerah cakupan luas, transmisi relatif efisien dan
desain terminal pengguna cukup sederhana karena kerumitan ada pada server. Kelemahannya adalah delay-nya besar dan
jika server rusak maka jaringan tidak dapat bekerja.(1)
Gambar 2.6 Gambar
Topologi Tersentralisasi
b.
Terdistribusi
Dapat
disebut peer
to peer, di mana semua terminal dapat
berkomunikasi satu sama lain tanpa memerlukan pengontrol (servers). Di sini, server diperlukan untuk mengoneksi WLAN ke LAN lain. Topologi ini
dapat mendukung operasi mobile
dan merupakan solusi ideal untuk
jaringan adhoc. Keunggulannya jika salah satu terminal rusak maka jaringan
tetap berfungsi, delay-nya kecil dan kompleksitas perencanaan cukup minim.
Kelemahannya adalah tidak memiliki unit pengontrol jaringan (kontrol daya,
akses dan timing).
Gambar 2.7 Gambar
Topologi Terdistribusi
c.
Jaringan selular
Jaringan
ini cocok untuk melayani daerah dengan cakupan luas dan operasi mobile. Jaringan ini memanfaatkan konsep microcell, teknik frequency
reuse dan teknik handover. Keunggulannya adalah dapat menggabungkan keunggulan dan
menghapus kelemahan dari ke dua topologi di atas. Kelemahannya adalah memiliki
kompleksitas perencanaan yang tinggi.
Gambar 2.8 Gambar
Topologi selular
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada WLAN adalah :
- Data rate tinggi (>1 Mbps), daya rendah dan harga murah.
- Metode akses yaitu metode membagi kanal kepada banyak pemakai dengan aturan-aturan tertentu.
- Media transmisi yang merupakan faktor penting pada keterbatasan data rate dan memiliki teknik tersendiri, di mana bila teknik yang berhubungan dengan media transmisi (seperti teknik propagasi dalam ruangan, teknik modulasi dll) dapat diperhitungkan dengan baik maka akan dihasilkan sistem WLAN yang tangguh.
- Topologi yaitu cara dan pola yang digunakan dalam menghubungkan semua terminal
2.5 Perbedaan Antara Jaringan
Wireless dan Jaringan Kabel.
Jaringan
wireless memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut :
- Keunggulannya adalah biaya pemeliharannya murah (hanya mencakup stasiun sel bukan seperti pada jaringan kabel yang mencakup keseluruhan kabel), infrastrukturnya berdimensi kecil, pembangunannya cepat, mudah dikembangkan (misalnya dengan konsep mikrosel dan teknik frequency reuse), mudah & murah untuk direlokasi dan mendukung portabelitas.
- Kelemahannya adalah biaya peralatan mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan biaya jaringan), delay yang besar, adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi (kelemahan ini dapat diatasi dengan teknik modulasi, teknik antena diversity, teknik spread spectrum dll), kapasitas jaringan menghadapi keterbatas spektrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien dengan bantuan bermacam-macam teknik seperti spread spectrum/DS-CDMA) dan keamanan data (kerahasian) kurang terjamin (kelemahan ini dapat diatasi misalnya dengan teknik spread spectrum).
- Yang unik dari media transmisi wireless adalah :
- Sinyalnya terputus-putus (intermittence) yang disebabkan oleh adanya benda antara pengirim dan penerima sehingga sinyal terhalang dan tidak sampai pada penerima (gejala ini sangat terasa pada komunikasi wireless dengan IR).
- Bersifat broadcast akibat pola radiasinya yang memancar ke segala arah, sehingga semua terminal dapat menerima sinyal dari pengirim.
- Sinyal pada media radio sangat komplek untuk dipresentasikan kerena sinyalnya menggunakan bilangan imajiner, memiliki pola radiasi dan memiliki polarisasi.
- Mengalami gejala yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui banyak jalur yang LOS dan yang tidak LOS/terpantul.(1)
Sumber :disini
0 komentar